sosialisasipolitik adalah cara-cara belajar seseorang terhadap pola-polasosial yang berkaitan dengan posisi-posisi kemasyarakatan seperti yang diketengahkan melalui bermacam-macam badan powell, sosialisasi politik sebagai proses dengan mana sikap-sikap dannilai-nilai politik ditanamkan kepada anak-anak sampai metreka dewasa
Budaya Politik adalah pola perilaku sebuah masyarakat dalam kehidupan bernegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat di setiap harinya. Ciri-ciri Budaya Politik Adanya sebuah sistem yang mengatur kekuasaan, contohnya undang-undang dan konstitusi. Adanya kegiatan partai politik sebagai bentuk partisipasi masyarakat di bidang politik. Adanya gejolak dan tanggapan dari masyarakat tentang pembuatan kebijakan dan penyelenggaraan pemerintahan. Adanya sistem pengalokasian sumber daya masyarakat. Macam-macam Bentuk Budaya Politik Budaya Politik Parokial Budaya politik parokial ditandai dengan rendahnya minat, wawasan, serta partisipasi masyarakat pada semua hal yang berhubungan dengan politik dan penyelenggaraan pemerintahan. Contoh budaya politik parokial bisa ditemukan pada masyarakat pedalaman yang masih menganut sistem adat dan kepercayaan tradisional yang dipimpin oleh ketua adat dan para tetua. Ciri-ciri Ruang lingkup terbatas. Anggota masyarakat sama sekali tidak ada minat pada hal-hal yang berhubungan dengan politik dan pemerintahan. Tidak adanya peranan politik yang bersifat eksklusif. Anggota masyarakat tidak mempunyai pengetahuan mengenai adanya kewenangan pusat yang dikendalikan oleh pemerintah. – Masyarakat tidak mempunyai ekspektasi apapun pada sistem politik. – Sistem politiknya bersifat afektif. Budaya Politik Kaula Berbanding terbalik dengan masyarakat yang menganut budaya politik parokial, masyarakat budaya politik kaula bisa dikatakan mempunyai pengetahuan umum pada politik dan penyelenggaraan pemerintahan. Hanya saja, partisipasi masyarakat dalam tipe budaya politik tersebut masih terbilang cukup rendah. Masyarakat yang menganut budaya politik parokial patuh pada peraturan pemerintah, Tetapi banyak yang tidak melibatkan dirinya secara langsung dalam kegiatan politik seperti pemilihan umum. Ciri-ciri Masyarakat tau akan adanya otoritas dari pemerintah, Masyarakat cenderung patut pada aturan apapun yang dibuat pemerintah dan enggan memberikan kritik atau masukan pada penyelenggaraan pemerintahan yang membuat kebijakan. Sikap masyarakat yang cenderung pasif dalam berbagai macam kegiatan politik. Tingkat ekonomi dan sosial masyarakat tergolong maju, tetapi partisipasi dalam kegiatan politik masih dibilang rendah. Budaya Politik Partisipan Tipe budaya politik yang satu ini bisa dikatakan sebagai budaya politik yang paling ideal di antara tipe yang lainnya. Kesadaran masyarakat pada politik dan pemerintahan relatif tinggi dan ditandai dengan partisipasi aktif masyarakat dalam hal pembuatan kebijakan dan pemilihan pemimpin. Masyarakat dalam sistem budaya politik partisipan tau bahwa sekecil apapun partisipasi yang diberikan masyarakat dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan bisa memberikan dampak yang besar bagi keberlangsungan kehidupan bangsa dan negara. Intinya, masyarakat dalam budaya politik kaula tau sepenuhnya tentang adanya sistem politik serta otoritas yang mengelolanya. Ciri-ciri Warga paham akan hak dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, Warga cenderung lebih kritis dalam menanggapi di setiap kebijakan yang diambil pemerintah serta perilaku para pemegang kekuasaan. Warga tau bahwa dirinya mempunyai kekuatan dan hak untuk menyetujui atau tidak menyetujui sebuah kebijakan yang diterapkan pemrerintah. Munculnya keinginan masyarakat untuk ikut berperan dalam kegiatan politik, misalnya bergabung ke dalam sebuah organisasi politik. Hubungan pemerintah dan warga negara bisa dikatakan harmonis. Budaya Politik Di Indonesia Adanya Sistem Hierarki Sistem hierarki biasanya banyak ditemukan pada kelompok masyarakat atau suku yang menganut sistem patriarki contohnya masyarakat Jawa. Hierarki pada masyarakat ini ditandai dengan adanya stratifikasi sosial yaitu penguasa dan rakyat kebanyakan. Kedua lapisan stratifikasi sosial ini dipisahkan oleh tatanan hierarki yang ketat, contohnya pola perilaku dan cara berbicara. Para penguasa atau golongan kelas atas bisa memakai bahasa yang kasar pada masyarakat golongan kedua. Sebaliknya, masyarakat golongan kedua dituntut untuk bisa mengendalikan tingkah laku dan cara bicara mereka saat berhadapan dengan golongan atas. Kecenderungan Patronase Kecenderungan patonase mempunyai arti hubungan politik yang bersifat individual; misalnya bisa ditemukan pada hubungan antara patron dan klien. Patron adalah istilah bagi golongan yang mempunyai sumber daya berupa kekuasaan, jabatan, dan materi, sedangkan klien mempunyai sumber daya yang berupa tenaga, loyalitas, dan dukungan. Patron mempunyai sumber daya lebih besar sebab dapat menguasai klien dan menciptakan ketergantungan pada diri klien atas sumber daya berupa kuasa yang dimiliki patron. Kecenderungan Neo-Patrimonisalistik Budaya politik di Indonesia pun menunjukkan adanya kecenderungan ke arah neo-patrimonisalistik yang merujuk pada bentuk eksistensi budaya serta tradisi bangsa di tengah kemunculan ideologi modern contohnya demokrasi beserta segala atributnya, salah satunya ialah birokrasi. Komponen-Komponen Budaya Politik Seperti dikatakan oleh Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr., bahwa budaya politik merupakan dimensi psikologis dalam suatu sistem politik. Maksud dari pernyataan ini menurut Ranney, adalah karena budaya politik menjadi satu lingkungan psikologis, bagi terselenggaranya konflik-konflik politik dinamika politik dan terjadinya proses pembuatan kebijakan politik. Sebagai suatu lingkungan psikologis, maka komponen-komponen berisikan unsur-unsur psikis dalam diri masyarakat yang terkategori menjadi beberapa unsur. Menurut Ranney, terdapat dua komponen utama dari budaya politik, yaitu orientasi kognitif cognitive orientations dan orientasi afektif affective oreintatations. Sementara itu, Almond dan Verba dengan lebih komprehensif mengacu pada apa yang dirumuskan Parsons dan Shils tentang klasifikasi tipe-tipe orientasi, bahwa budaya politik mengandung tiga komponen obyek politik sebagai berikut. Orientasi kognitif yaitu berupa pengetahuan tentang dan kepercayaan pada politik, peranan dan segala kewajibannya serta input dan outputnya. Orientasi afektif yaitu perasaan terhadap sistem politik, peranannya, para aktor dan pe-nampilannya. Orientasi evaluatif yaitu keputusan dan pendapat tentang obyek-obyek politik yang secara tipikal melibatkan standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan. Proses Sosialisasi Politik Perkembangan sosiologi politik diawali pada masa kanak-kanak atau remaja. Hasil riset David Easton danRobert Hess mengemukakan bahwa di Amerika Serikat, belajar politik dimulai pada usia tiga tahun dan menjadi mantap pada usia tujuh tahun. Tahap lebih awal dari belajar politik mencakup perkembangan dari ikatan-ikatan lingkungan,, seperti “keterikatan kepada sekolah-sekolah mereka“, bahwa mereka berdiam di suatu daerah tertentu. Anak muda itu mempunyai kepercayaan pada keindahan negerinva, kebaikan serta kebersihan rakyatnya. Manifestasi ini diikuti oleh simbol-simbol otoritas umum, seperti agen polisi, presiden, dan bendera nasional. Pada usia sembilan dan sepuluh tahun timbul kesadaran akan konsep yang lebih abstrak, seperti pemberian suara, demokrasi, kebebasan sipil, dan peranan warga negara dalam sistem politik. Sosialisasi politik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses dengan jalan mana orang belajar tentang politik dan mengembangkan orientasi pada politik. Adapun sarana alat yang dapat dijadikan sebagai perantara/sarana dalam sosialisasi politik, antara lain Keluarga family Wadah penanaman sosialisasi nilai-nilai politik yang paling efisien dan efektif adalah di dalam keluarga. Di mulai dari keluarga inilah antara orang tua dengan anak, sering terjadi “obrolan” politik ringan tentang segala hal, sehingga tanpa disadari terjadi tranfer pengetahuan dan nilai-nilai politik tertentu yang diserap oleh si anak. Sekolah Di sekolah melalui pelajaran civics education pendidikan kewarganegaraan, siswa dan gurunya saling bertukar informasi dan berinteraksi dalam membahas topik-topik tertentu yang mengandung nilai-nilai politik teoritis maupun praktis. Dengan demikian, siswa telah memperoleh pengetahuan awal tentang kehidupan berpolitik secara dini dan nilai-nilai politik yang benar dari sudut pandang akademis. Partai Politik Salah satu fungsi dari partai politik adalah dapat memainkan peran sebagai sosialisasi politik. Ini berarti partai politik tersebut setelah merekrut anggota kader maupun simpati-sannya secara periodik maupun pada saat kampanye, mampu menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dari satu generasi ke generasi berikutnya. Partai politik harus mampu men-ciptakan “image” memperjuangkan kepentingan umum, agar mendapat dukungan luas dari masyarakat dan senantiasa dapat memenangkan pemilu. Khusus pada masyarakat primitif, proses sosialisasi terdapat banyak perbedaan. Menurut Robert Le Vineyang telah menyelidiki sosialisasi di kalangan dua suku bangsa di Kenya Barat Daya kedua suku bangsa tersebut merupakan kelompok-kelompok yang tidak tersentralisasi dan sifatnya patriarkis. Mereka mempunyai dasar penghidupan yang sama dan ditandai ciri karakteristik oleh permusuhan berdarah. Akan tetapi, suku Neuer pada dasarnya bersifat egaliter percaya semua orang sama derajatnya dan pasif, sedangkan suku Gusii bersifat otoriter dan agresif. Anak dari masing-masing suku didorong dalam menghayati tradisi mereka masing-masing. Pentingnya Sosialisasi Pengembangan Budaya Politik Masalah sentral sosiologi politik dalam masyarakat berkembang ialah menyangÂkut perubahan. Hal ini dilukiskan dengan jelas oleh contoh negara Turki, di mana satu usaha yang sistematis telah dilakukan untuk mempengaruhi maupun untuk mempermudah mencocokkan perubahan yang berlangsung sesudah Perang Dunia Pertama. Mustapha Kemal Kemal Ataturk berusaha untuk memodernisasi Turki, tidak hanya secara material, tetapi juga melalui proses-proses sosialisasi. Contoh yang sama dapat juga dilihat pada negara Ghana. Menurut Robert Le Vine, terdapat 3 tiga faktor masalah penting dalam sosialisasi politik pada masyarakat berkembang, yaitu sebagai berikut Pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang dapat melampauikapasitas mereka untuk “memodernisasi” keluarga tradisonal lewat indusÂtrialisasi dan pendidikan. Sering terdapat perbedaan yang besar dalam pendidikan dan nilai-nilaitradisional antara jenis-jenis kelamin, sehingga kaum wanita lebih erat terikat pada nilai tradisonal. Namun, si Ibu dapat memainkan satu peranan penting pada saat sosialisasi dini dari anak. Adalah mungkin pengaruh urbanisasi,yang selalu dianggap sebagai satu kekuatan perkasa untuk menumbangkan nilai-nilai tradisional. Paling sedikitnya secara parsial juga terimbangi oleh peralihan dari nilai-nilai ke dalam daerah-daerah perkotaan, khususnya dengan pembentukan komunitasÂkomunitas kesukuan dan etnis di daerah-daerah ini. Peran Serta Budaya Politik Partisipan Pengertian Partisipasi Politik Pembahasan tentang budaya politik tidak terlepas dari partisipasi politik warga negara. Partisipasi politik pada dasarnya merupakan bagian dari budaya politik, karena keberadaan struktur-struktur politik di dalam masyarakat, seperti partai politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan dan media masa yang kritis dan aktif. Hal ini merupakan satu indikator adanya keterlibatan rakyat dalam kehidupan politik partisipan. Konsep Partisipasi Politik Dalam ilmu politik, dikenal adanya konsep partisipasi politik untuk memberi gambaran apa dan bagaimana tentang partisipasi politik. Dalam perkembangannya, masalah partisipasi politik menjadi begitu penting, terutama saat mengemukanya tradisi pendekatan behavioral perilaku dan Post Behavioral pasca tingkah laku. Kajian-kajian partisipasi politik terutama banyak dilakukan di negara-negara berkembang, yang pada umumnya kondisi partisipasi politiknya masih dalam tahap pertumbuhan. Dalam ilmu politik sebenarnya apa yang dimaksud dengan konsep partisipasi politik ? siapa saja yang terlibat ? apa implikasinya ? bagaimana bentuk praktik-praktiknya partisipasi politik ? apakah ada tingkatan-tingkatan dalam partisipasi politik ? beberapa pertanyaan ini merupakan hal-hal mendasar yang harus dijawab untuk mendapat kejelasan tentang konsep partisipasi politik. Berdasarkan beberapa defenisi konseptual partisipasi politik yang dikemukakan beberapa sarjana ilmu politik tersebut, secara substansial menyatakan bahwa setiap partisipasi politik yang dilakukan termanifestasikan dalam kegiatan-kegiatan sukarela yang nyata dilakukan, atau tidak menekankan pada sikap-sikap. Kegiatan partisipasi politik dilakukan oleh warga negara preman atau masyarakat biasa, sehingga seolah-olah menutup kemungkinan bagi tindakan-tindakan serupa yang dilakukan oleh non-warga negara biasa. demikianlah artikel dari mengenai Budaya Politik Di Indonesia Pengertian, Ciri, Macam, Komponen, Proses, Peran, dan Kepentingan Pengembangan, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.
PentingnyaSosilisasi Pengembangan Budaya Politik Budaya politik di dalam masyarakat seharusnya mengalami perkembangan kea rah yang lebih baik.Untuk itu, dibutuhkan sebuah strategi di dalam masyarakat agar budaya politiknya dapat berjalan k earah yang lebih baik. Political culture is the pattern of individual behavior and orientation towards political life that is lived by the members of a system. Political culture is a citizen's perception that is actualized in the pattern of attitudes towards political problems and political events that occur so that it has an impact on the formation of the political structure and process of society and government because the political system is a relationship between humans which involves questions about rules, power, and also the authority they have. Thus the existence of political culture in Indonesia is very interesting to study. The method used in writing this journal is a qualitative method by conducting library research on political culture in Indonesia. The purpose of writing this journal is to describe the existence of political culture in Indonesia in accordance with the context, situation and objectives of political development in Word Culture, government, politic, political culture, politik adalah pola tingkah laku indvidu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota dari suatu sistem. Budaya politik merupakan persepssi warga negara yang diaktualisasikan dalam pola sikap terhadap masalah politik dan peristiwa politik yang terjadi sehingga berdampak terhadap pembentukan struktur dan proses politik. Masyarakat maupun pemerintahan karena sistem politik merupakan hubungan antar manusia yang menyangkut soal tentang aturan, kekuasaan, dan juga wewenang yang dimiliki. Dengan demikian eksistensi budaya politik di Indonesia sangat menarik untuk dikaji. Metode yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode kualitatif dengan melakukan riset kepustakaan tentang budaya politik yang ada di penulisan jurnal ini adalah untuk mendeskripsikan eksistensi budaya politik di Indonesia sesuai dengan konteks, situasi dan tujuan pembangunan politik di Indonesia. Kata Kunci Budaya, pemerintahan, politik, politik budaya, sosialisasi To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the has not been able to resolve any citations for this anak belajar mengenal budaya politik lebih luas dan belajar mengaplikasikan budaya politik yang mereka kenal. Contoh sosialisasi politik di sekolah pemilihan ketua OSIS, pembuatan AD-ART dalam setiap organisasi yang diikuti, serta forum-forum diskusi atau musyawarahSekolah Merupakan Agen Penting Bagi Sosialisasi PolitikSekolah merupakan agen penting bagi sosialisasi politik. Disini anak belajar mengenal budaya politik lebih luas dan belajar mengaplikasikan budaya politik yang mereka kenal. Contoh sosialisasi politik di sekolah pemilihan ketua OSIS, pembuatan AD-ART dalam setiap organisasi yang diikuti, serta forum-forum diskusi atau mengemukakan pentingnya sosialisasi politik dalam pengembangan budaya politik sebagai berikutA GabrielGabriel A. Almond mengemukakan pentingnya sosialisasi politik dalam pengembangan budaya politik sebagai berikut 40Jakarta PT. Grafindo Media //PratamaA AimPendidikan KewarganegaraanAim, A. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta PT. Grafindo Media //Pratama. Politik Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta Yayasan Obor IndonesiaFirmanzahFirmanzah. Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta Yayasan Obor Indonesia. Columbus Untuk Indonesia 70 Tahun Professor Bill Liddle dari Murid dan Sahabat Jakarta Kepustakaan Populer GramediaB LiddleLiddle, B. Dari Columbus Untuk Indonesia 70 Tahun Professor Bill Liddle dari Murid dan Sahabat Jakarta Kepustakaan Populer Gramedia. Etika Magnis-SusenoPolitikMagnis-Suseno, F. Etika Politik. Jakarta Gramedia, M SetiadiSetiadi, EM. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta Kencana, PT. Gramedia Pustaka UtamaA SuhelmiPemikiran PolitikBaratSuhelmi, A. Pemikiran Politik Barat. Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama. Pendidikan SyarbainiPancasilaSyarbaini, S. Pendidikan Pancasila. Bogor Ghalia Indonesia. 2009.pentingnyasosialisasi politik sosialisasi secara fundamental merupakan proses hasil belajar, belajar dari pengalaman/ pola-pola aksi. memberikan indikasi umum hasil belajar tingkah laku individu dan kelompok dalam batas-batas yang luas, dan lebih khusus lagi, berkenaan pengetahuan atau informasi, motif-motif (nilai- nilai) dan sikap-sikap.Kehidupan manusia di dalam masyarakat, memiliki peranan penting dalam sistem politik suatu negara. Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa akan berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak cukup yang bersifat dasar, seperti makan, minum, biologis, pakaian dan papan rumah. Lebih dari itu, juga mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensi diri dan penghargaan dari orang lain dalam bentuk pujian, pemberian upah kerja, status sebagai anggota masyarakat, anggota suatu partai politik tertentu dan sebagainya. Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktik politik. Jika secara tidak langsung, hal ini sebatas mendengar informasi, atau berita-berita tentang peristiwa politik yang terjadi. Dan jika seraca langsung, berarti orang tersebut terlibat dalam peristiwa politik tertentu. Kehidupan politik yang merupakan bagian dari keseharian dalam interaksi antar warga negara dengan pemerintah, dan institusi-institusi di luar pemerintah non-formal, telah menghasilkan dan membentuk variasi pendapat, pandangan dan pengetahuan tentang praktik-praktik perilaku politik dalam semua sistem politik. Oleh karena itu, seringkali kita bisa melihat dan mengukur pengetahuan-pengetahuan, perasaan dan sikap warga negara terhadap negaranya, pemerintahnya, pemimpim politik dan lai-lain. Budaya politik, merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan ciri-ciri yang lebih khas. Istilah budaya politik meliputi masalah legitimasi, pengaturan kekuasaan, proses pembuatan kebijakan pemerintah, kegiatan partai-partai politik, perilaku aparat negara, serta gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang meÂmerintah. Kegiatan politik juga memasuki dunia keagamaan, kegiatan ekonomi dan sosial, kehidupan pribadi dan sosial secara luas. Dengan demikian, budaya politik langsung mempengaruhi kehidupan politik dan menentukan keputusan nasional yang menyangkut pola pengalokasian sumber-sumber masyarakat. A. PENTINGNYA SOSIALISASI POLITIK DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA POLITIK 1. PENGERTIAN SOSIALISASI POLITIK Sosialisasi politik adalah cara-cara belajar seseorang terhadap pola-pola sosial yang berkaitan dengan posisi-posisi kemasyarakatan seperti yang diketengahkan melalui bermacam-macam badan masyarakat. Almond dan Powell, sosialisasi politik sebagai proses dengan mana sikap-sikap dan nilai-nilai politik ditanamkan kepada anak-anak sampai metreka dewasa dan orang-orang dewasa direkrut ke dalam peranan-peranan tertentu. Greenstein dalam karyanya “International Encyolopedia of The Social Sciences” 2 definisi sosialisasi politik a. Definisi sempit, sosialisasi politik adalah penanaman informasi politik yang disengaja, nilai-nilai dan praktek-praktek yang oleh badan-badan instruksional secara formal ditugaskan untuk tanggung jawab ini. b. Definisi luas, sosialisasi politik merupakan semua usaha mempelajari politik baik formal maupun informal, disengaja ataupun terencana pada setiap tahap siklus kehidupan dan termasuk didalamnya tidak hanya secara eksplisit masalah belajar politik tetapi juga secara nominal belajat bersikap non politik mengenai karakteristik-karakteristik kepribadian yang bersangkutan. Easton dan Denuis, sosialisasi politik yaitu suatu proses perkembangan seseorang untuk mendapatkan orientasi-orientasi politik dan pola-pola tingkah lakunya. Almond, sosialisasi politik adalah proses-proses pembentukan sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku. Proses sosialisasi dilakukan melalui berbagai tahap sejak dari awal masa kanak-kanak sampai pada tingkat yang paling tinggi dalam usia dewasa. Sosialisasi beroperasi pada 2 tingkat a. Tingkat Komunitas Sosialisasi dipahami sebagai proses pewarisan kebudayaan, yaitu suatu sarana bagi suatu generasi untuk mewariskan nilai-nilai, sikap-sikap dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya. Individual Proses sosialisasi politik dapat dipahami sebagai proses warga suatu Negara membentuk pandangan-pandangan politik mereka. Dalam konsep Freud, individu dilihat sebagai objek sosilaisasi yang pasif sedangkan Mead memandang individu sebagai aktor yang aktif, sehingga proses sosialisasi politik merupakan proses yang beraspek ganda. Di satu pihak, ia merupakan suatu proses tertutupnya pilihan-pilihan perilaku, artinya sejumlah kemungkinan terbuka yang sangat luas ketika seorang anak lahir menjadi semakin sempit sepanjang proses sosialisasi. Di lain pihak, proses sosialisasi bukan hanya merupakan proses penekanan PENTINGNYASOSIALISASI POLITIK DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA POLITIK PENDAHULUAN Kehidupan manusia di dalam masyarakat, memiliki peranan penting dalam sistem politik suatu negara. Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa akan berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan hidupnya.
SOSIALISASI PENGEMBANGAN BUDAYA dan POLITIK ... Pertama, Bicara kehidupan manusia, maka kita tidak akan terlepas dari tahap KEMANUSIAAN . Manusia dilahirkan dengan dilengkapi dengan naluri kemanusiaan. Meski dibelakang hari naluri kemanusiaan ini kembali ... 23 Komponen Budaya Politik. Tipe-Tipe Budaya Politik ... d. Sosialisasi Politik Dalam Masyarakat Berkembang Robert Le Vine , berpendapat bahwa sosialisasi politik di negara-negara berkembang cenderung mempunyai relasi lebih dekat pd sistem-sistem ... 36 A pengertian dari sosialisasi politik ... nilai-nilai politik yang paling efisien dan efektif adalah di dalam ...”obrolan” politik ringan tentang segala hal sehingga tanpa disadari terjadi transfer pengetahuan dan nilai-nilai politik ... 8 SOSIALISASI DAN PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN ... adalah sosialisasi politik dan konsep partisipasi ...proses sosialisasi politik dalam hidupnya. Proses sosialisasi yang terjadi tidak lepas dari peran agen sosialisasi yang ... 193 MODEL BUDAYA POLITIK ... wacana politik kontemporer nuansanya lebih ...Dalam politik, etnis senantiasa menjadi perhatian besar terutama dalam hubungannya dengan peran pengembangan kesadaran kolektif, kesukuan sampai dengan ... 97 HAKIKAT BUDAYA POLITIK ... atas, budaya politik merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang melekat di dalam diri individu, yang menjadi dasar bagi cara pandang, sikap, maupun tingkah laku individu itu ...Akibatnya, budaya ... 33 Sosial Politik Sosialisasi Politik dan ... agen sosialisasi yang berpengaruh pula terhadap perilaku ...agen sosialisasi yang semakin ...sarana sosialisasi dan komunikasi politik yang sangat ...partai politik di ... 11
Padamakalah ini penulis akan membahas materi mengenai pentingnya sosialisasi politik dalam pengembangan budaya politik yang terbagi beberapa bahasan yaitu pengertian sosialisasi politik, metode sosialisasi politik, proses sosialisasi politik dan pentingnya sosialisasi politik dalam pengembangan budaya politik.100% found this document useful 5 votes34K views25 pagesDescriptionMakalah Tentang Pentingnya Sosialisasi Politik Dalam Pengembangan Budaya Politik Di Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 5 votes34K views25 pagesPentingnya Sosialisasi Politik Dalam Pengembangan Budaya PolitikDescriptionMakalah Tentang Pentingnya Sosialisasi Politik Dalam Pengembangan Budaya Politik Di descriptionJump to Page You are on page 1of 25 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esayang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas inidapat ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata pelajaran pkn kls 2semester kasih disampaikan kepada Bpk/Ibu guru pembimbing yang telahmembimbing dan memberikan pelajaran demi lancarnya tugas tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhitugas mata Pelajaran Pendidikan KewarganegaraanKuta selatan, 07 agustus 2009PenyusunFiki firmansyah…….8Fadil arialdi………...7Eka julianto………...5Eka pradana………...61 DAFTAR ISI 1. Pendahuluan ………………………………………………...3 2. pentingnya sosialisasi politik dalam pengembangan budaya politik……………………………………………………….. sosialisasi politik………………...………...4 sosialisasi politik……………………………... sosialisasi politik………………………………. partai politik dalam sosialisasi budaya politik .9 3. Peran serta budaya politik partisipan……………………… timbulnya gerakan kea rah partisipasi politik ……………...………………………………………...18 – jenis partisipasi politik…..…………………… politik partisipan……………………………..234. Daftar pustaka………………………………………………24 2 PENDAHULUAN Kehidupan manusia di dalam masyarakat, memilikiperanan penting dalam sistem politik suatu negara. Manusia dalamkedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa akan berinteraksidengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhanhidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak cukup yang bersifatdasar, seperti makan, minum, biologis, pakaian dan papan rumah.Lebih dari itu, juga mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensidiri dan penghargaan dari orang lain dalam bentuk pujian,pemberian upah kerja, status sebagai anggota masyarakat, anggotasuatu partai politik tertentu dan warga negara, dalam kesehariannya hampir selalubersentuhan dengan aspek-aspek politik praktis baik yangbersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapatterjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktikpolitik. Jika secara tidak langsung, hal ini sebatas mendengarinformasi, atau berita-berita tentang peristiwa politik yang jika seraca langsung, berarti orang tersebut terlibat dalamperistiwa politik politik yang merupakan bagian dari keseharian dalaminteraksi antar warga negara dengan pemerintah, dan institusi-institusi di luar pemerintah non-formal, telah menghasilkan danmembentuk variasi pendapat, pandangan dan pengetahuan tentangpraktik-praktik perilaku politik dalam semua sistem politik. Olehkarena itu, seringkali kita bisa melihat dan mengukur pengetahuan-pengetahuan, perasaan dan sikap warga negara terhadapnegaranya, pemerintahnya, pemimpim politik dan politik, merupakan bagian dari kebudayaan masyarakatdengan ciri-ciri yang lebih khas. Istilah budaya politik meliputimasalah legitimasi, pengaturan kekuasaan, proses pembuatankebijakan pemerintah, kegiatan partai-partai politik, perilakuaparat negara, serta gejolak masyarakat terhadap kekuasaan politik juga memasuki dunia keagamaan, kegiatan ekonomidan sosial, kehidupan pribadi dan sosial secara luas. Dengandemikian, budaya politik langsung mempengaruhi kehidupan politikdan menentukan keputusan nasional yang menyangkut polapengalokasian sumber-sumber masyarakat. 3 Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.